30 Agustus 2023 ruang politik tanah air terguncang hebat. Hari itu terungkap bila ada peran lain yang dimainkan Anies Baswedan. Anies bukan saja bermain sebagai capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, tetapi juga sebagai capres dari koalisi tanpa nama.
Atas kegemilangan Anies dalam memerankan sosok capres dari koalisi tanpa nama itu, SBY pun mengungkapkan kekagumannya dengan memuji Anies laksana “musang berbulu domba”.
Benar, SBY memuji Anies.
Jauh hari sebelumnya, Suharso Monoarfa diturunkan dari kursi ketua umum PPP. Gegaranya Suharso kepergok beberapa kali ketemuan dengan Anies Baswedan. Belajar dari kudeta yang terjadi di PPP itulah koalisi tanpa nama dioperasikan secara rahasia.
Di koalisi tanpa nama ini, Anies menjalin komunikasi politik bersama PKB yang dikomandoi oleh Cak Imin.
Untuk melempangkan jalannya menuju Pilpres 2024, Anies memang mau tidak mau tidak bisa hanya mengandalkan KPP. Pasalnya koalisi ini sangat ringkih sebab salah satu saja dari anggotanya yang keluar, entah itu Nasdem, PKS, atau Demokrat, Anies dipastikan gagal nyapres. Apalagi Demokrat telah terang-terangan bertemu dengan PDIP dan Gerindra.
Namun berbeda dengan KPP yang bisa dilakukan terang-terangan, koalisi tanpa nama dioperasikan Anies bersama rekan-rekannya di sebuah “kamar yang gelap”.
Tak jelas kapan koalisi di “kamar yang gelap” itu mulai dijalankan. Saat diwawancarai Najwa Shihab pada 4 September 2023, Anies mengaku bila ia mengajak Cak Imin bergabung pada Juni 2023. Sementara menurut Tempo, koalisi ini sudah terbentuk sejak enam bulan sebelumnya.
Anies dideklarasikan sebagai capres oleh Nasdem pada 3 Oktober 2022. Selang 24 hari kemudian, KPK mengangkat lagi kasus yang menyeret nama Cak Imin. Pola serupa terjadi. Bertepatan dengan hari deklarasi pasangan Anies-Cak Imin, KPK mengirimkan surat panggilan kepada Cak Imin. Dari sinilah bisa diduga bila koalisi “kamar gelap” ini sudah terbentuk sejak Oktober 2022.
Bertemu secara kucing-kucingan dan sembunyi-sembunyi pastinya membuat seluruh anggota koalisi “kamar gelap” harus memasang antena kewaspadaannya tinggi-tinggi. Salah gerak sedikit saja bisa mengakibatkan kerusakan yang sulit diperbaiki lagi.
Cak Imin sebagai salah seorang tokoh koalisi “kamar gelap” pastinya tak ingin mengalami kesialan seperti yang terjadi pada Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.