Menangkan Perang Opini?????
Sejak penggunaan media sosial, kelompok yang sebelumnya disebut silent majority lebih bebas menyatakan suaranya.
Bahkan, menurut survei “Status Literasi Digital di Indonesia 2021” yang dirilis pada 29 Juli 2022, 73 % responden menjadikan media sosial sebagai sumber informasi.
Saat Pilpres Amerika Serikat 2016, Donald Trump “dikeroyok” media mainstream.
Tim kampanye Trump melawan opini dan framing negatif dengan menggunakan opini yang diunggah relawan-relawannya melalui berbagai website. Konten opini tersebut kemudian dibagikan oleh relawannya ke sejumlah jejaring media sosial.
Dan, Trump pun sukses melangkahkan kakinya ke Gedung Putih.
Bukan hanya kandidat/peserta pemilu, artikel opini pun bisa dimanfaatkan oleh siapa pun juga untuk berbagai kepentingan, seperti:
✓
Instansi Pemerintah/Negara
✓
Pejabat Pemerintah/Negara
✓
Partai Politik
✓
Pengacara
✓
Politisi
✓
Korporasi
✓