Bukan Pengkhianatan: Duet Anies-Cak Imin Lahir di “Kamar Sebelah” yang Gelap

Duet Anies-Cak Imin lahir di "kamar sebelah" yang gelap., bukan di kamar KPP. Dengan demikian, Anies tidak berkhianat.

“Berkhianat” dan “Pengkhianat”. Dua kata ini disemburkan oleh akun-akun pendukung Partai Demokrat ke jagat maya sejak sore 31 Agustus 2023. Keduanya diarahkan ke satu sosok: Anies Rasyid Baswedan.

Ya. Anies dituding telah mengkhianati Demokrat serta ketua umumnya yang juga kandidat calon wakil presiden, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Anies memang pada akhirnya tidak menggandeng AHY. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini ternyata lebih memilih Muhaimin Iskandar sebagai calon pendampingnya dalam kontestasi Pilpres 2024 yang akan digelar pada 14 Februari 2024.

Bersama calon pendampingnya itu, Anies bahkan telah melangkah lebih jauh. Pada 2 September 2023 Anies dan Muhaimin alias Cak Imin telah dideklarasikan sebagai pasangan calon presiden-calon wakil presiden. Dua partai, Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). menjadi pendukungnya.

Apakah Anies telah berkhianat karena telah berpaling dari AHY?

Duet Anies- Cak Imin Tak Ujug-ujug Lahir

Oleh Nasdem, Anies dideklarasikan sebagai capres pada 3 Oktober 2022. Partai besutan Surya Paloh ini hanya mengantongi 9.05 persen suara hasil Pemilu Legislatif 2019. Dengan raihanitu, Nasdem berhasil menduduki 59 kursi DPR RI.

Karena adanya persyaratan presidential threshold, Nasdem tak dapat mengusung Anies tanpa membentuk koalisi bersama parpol-parpol lainnya.

Setelah melakukan pendekatan kepada Demokrat dan PKS, barulah pada 23 Maret 2023 resmi terbentuk koalisi pendukung Anies. Koalisi yang diberi nama Koalisi Persatuan untuk Perubahan (KPP) ini memenuhi persyaratan presidential threshold dengan total 25,03 persen suara.

Tetapi, terbentuknya KPP tidak serta merta mengamankan langkah Anies. Sebab, satu saja dari parpol koalisi yang keluar, Anies pun gagal nyapres.

Dari hari ke hari, KPP kian ringkih. “Penyakitnya”,  Demokrat tetap ngotot pada harga matinya: AHY cawapres. Demi harga matinya itu, Demokrat bahkan sempat mengeluarkan ancaman akan keluar dari koalisi. Sebaliknya, Nasdem pun lebih memilih hengkang jika Demokrat tetap memaksakan kehendaknya.

Karena adanya perbedaan itu, kematian KPP tinggal menunggu waktu dan Anies pun menemui kegagalannya.

KPP boleh saja bubar dan gagal. Tetapi, bagi Surya Paloh dan Nasdem, Anies harus tetap nyapres.

Rupanya KPP hanyalah satu dari dua “kamar” yang disiapkan Nasdem untuk Anies. Bahkan, tidak menutup kemungkinan ada kamar-kamar lainnya.